Merokok tidak lagi dapat dipandang sebagai suatu cara untuk bergaya. Banyak anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah sudah mulai kecanduan rokok, entah benar kecanduan atau sekedar bergaya. Menurut World Health Organization (WHO) atau organisasi kesehatan dunia, lingkungan asap rokok merupakan faktor penyebab terjadinya penyakit, baik bagi perokok aktif maupun pasif. Dalam suatu penelitian menemukan bahwa rokok tidak hanya menyerang organ pernapasan manusia yaitu paru-paru, tetapi juga dapat berdapak buruk bagi rongga mulut si perokok. Rongga mulut merupakan pintu utama masuknya rokok. Rongga mulut adalah bagian yang sangat mudah terpapar efek rokok, karena merupakan tempat terjadinya penyerapan zat hasil pembakaran rokok yang utama.
Sebelum kita membahas dampaknya bagi rongga mulut, baiknya kita mengetahui sedikit kandungan rokok. Rokok merupakan gabungan dari bahan-bahan kimia. Satu batang rokok yang dibakar, akan mengeluarkan 4000 bahan kimia. Rokok menghasilkan suatu pembakaran yang tidak sempurna yang dapat diendapkan dalam tubuh ketika dihisap. Secara umum komponen rokok dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu komponen gas (92%) dan komponen padat atau partikel (8%).Tar, nikotin, dan karbonmonoksida merupakan zat yang paling berbahaya yang terkandung dalam asap rokok.
1. Tar
Adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogenik. Karsinogenik adalah sifat mengendap dan merusak terutama pada organ paru-paru karena zat-zat yang terdapat pada rokok. Sehingga paru-paru menjadi berlubang dan menyebabkan kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke rongga mulut sebagai uap padat yang setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran napas, dan paru-paru. Komponen tar mengandung radikal bebas, yang berhubungan dengan resiko timbulnya kanker.
2. Nikotin
Merupakan bahan yang bersifat toksik dan dapat menimbulkan ketergantungan psikis. Nikotin merupakan alkaloid alam yang berbentuk cairan, tidak berwarna, dan mudah menguap. Zat ini dapat berubah warna menjadi coklat dan berbau seperti tembakau jika bersentuhan dengan udara. Nikotin berperan dalam menghambat perlekatan dan pertumbuhan sel fibroblast ligamen periodontal, menurunkan isi protein fibroblast, serta dapat merusak sel membran.
3. Gas Karbonmonoksida
Gas karbonmonoksida dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah yang akan berpengaruh pada sistem pertukaran haemoglobin. Karbonmonoksida memiliki afinitas dengan haemoglobin sekitar dua ratus kali lebih kuat dibandingkan afinitas oksigen terhadap haemoglobin. Afinitas (affinity) adalah sejauh mana suatu substansi cenderung ingin mengikat diri dengan yang lain.
Selanjutnya dampak rokok bagi rongga mulut adalah sebagai berikut :
a.Terbentuknya endapan coklat di permukaan gigi. Endapan tersebut dihasilkan oleh zat Tar.
b.Meningkatkan resiko terjadinya karies (lubang gigi). Suatu penelitian melakukan sebuah pengukuran indeks terjadinya karies pada perokok dan non-perokok, dan menunjukkan hasil bahwa tingkat terjadinya karies sangat tinggi bagi perokok. Hal ini terjadi karena zat dalam asap rokok dapat menurunkan fungsi air liur sebagai proteksi gigi.
c.Meningkatkan peluang kehilangan gigi. Kehilangan gigi berhubungan dengan tingkat karies yang tinggi terhadap perokok.
d.Efek lokal merokok terhadap gigi dan rongga mulut antara lain menyebabkan terjadinya radang gusi, penyakit periodontal (jaringan pendukung gigi), karies akar, terkikisnya tulang gigi, serta berhubungan dengan munculnya lesi-lesi khas pada jaringan lunak rongga mulut.
e.Komponen toksik dalam rokok dapat mengiritasi jaringan lunak rongga mulut, dan menyebabkan terjadinya infeksi mukosa, memperlambat penyembuhan luka, serta dapat mengurangi asupan aliran darah ke gusi.
f.Menyebabkan bau mulut akibat kandungan nikotin.
g.Mempercepat pembentukan karang gigi hingga menyebabkan kehilangan perlekatan gusi terhadap gigi yang disebut dengan poket, serta penurunan gusi akibat dari radang gusi sehingga membuka permukaan akar gigi.
h.Menyebabkan penurunan antibodi dalam air liur, yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut, sehingga terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. Penurunan fungsi antibodi saliva, disertai dengan meningkatnya jumlah bakteri anaerob rongga mulut, menyebabkan rongga mulut rentan terserang infeksi.
Dampak negatif akibat merokok, diawali dengan terjadinya akumulasi plak pada gigi dan gusi. Tar yang mengendap pada gigi, selain menimbulkan masalah secara estetik atau penampilan, juga menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar, sehingga mudah dilekati plak. Akumulasi plak diperparah dengan kondisi kebersihan mulut yang kurang baik, menyebabkan terjadinya gingivitis atau radang gusi.
Begitu banyak efek buruk yang timbul akibat merokok. Sayangi rongga mulut dan tubuh anda dengan berhenti merokok. Mulai dari sadar akan kesehatan dan lakukan berbagai cara agar kesehatan tetap terjaga, terutama pada rongga mulut yang merupakan organ penting bagi kehidupan kita
Social Media